Kalian mungkin sudah tahu atau mungkin saja pernah melihat jika ada penyandang disabilitas sering kali mendapat penolakan bekerja di suatu perusahaan. Alasannya sangat jelas, karena perusahaan tersebut tidak memberikan kesempatan bekerja bagi penyandang disabilitas. Fenomena ini menggambarkan bahwa masih banyak stigma negatif serta sikap diskriminasi terhadap penyandang disabilitas.
Tidak hanya penyandang disabilitas saja, akan tetapi juga penderita kusta maupun OYPMK. OYPMK adalah kepanjangan dari Orang Yang Pernah Mengalami Kusta. Artinya seseorang yang pernah menderita kusta, tapi dapat sembuh total dari kusta.
Sayangnya, OYPMK pun kerap mendapatkan perlakuan yang sama, karena masyarakat awam menganggap bahwa kusta mudah menular, meski orang tersebut telah dinyatakan sembuh total dari penyakit kusta.
Live Streaming Youtube Berita KBR
Nah, karena masih tingginya stigma negatif maupun sikap diskriminasi terhadap penyandang kusta dan disabilitas, maka dari itu dua lembaga yang dikenal paling vokal menyuarakan kusta, yakni KBR dan NLR Indonesia, kerap mengadakan webinar yang membahas edukasi soal kusta ini.
KBR atau Kantor Berita Radio memproduksi podcast dan konten radio berbasis jurnalisme yang telah memiliki jaringan tidak kurang dari 500 radio di Tanah Air. Sementara NLR Indonesia adalah sebuah organisasi non-pemerintahan (LSM) yang mendorong pemberantasan kusta dan inklusi bagi orang dengan disabilitas, termasuk disebabkan oleh kusta.
Kebetulan saya sendiri sudah tiga kali mengikuti webinar melalui tayangan live di Youtube maupun zoom meeting. Pada webinar yang ketiga ini ditayangkan live di Channel Youtube Berita KBR dan mengangkat tema yang sangat menarik, yakni "Memberikan Kesempatan Kerja Bagi Disabilitas dan Orang Yang Pernah Mengalami Kusta. Kenapa Tidak?".
Adapun narasumber kali ini adalah :
- Angga Yanuar - Manager Proyek Inklusi Disabilitas NLR Indonesia
- Zukirah Ilmiana - Owner PT. Anugrah Frozen Food
- Muhamad Arfah - Pemuda OYPMK
Perkembangan Kasus Kusta di Indonesia
Penyakit kusta atau lepra disebabkan bakteri Mycobacterium Leprae yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi hingga saluran pernapasan. Gejala awal yang dirasakan adalah mati rasa pada kulit, kehilangan kemampuan merasakan suhu atau sentuhan, muncul luka tapi tidak terasa sakit, muncul lesi pucat berwarna lebih terang dan menebal pada kulit.
Manager Proyek Inklusi Disabilitas NLR Indonesia, Angga Yanuar mengatakan "Jumlah penderita kusta di Indonesia mencapai 15 ribu hingga 17 ribu pasien per tahun". Data perkembangan kusta di Indonesia pada dasarnya cenderung menurun. Pada tahun 2000 sebanyak 20 ribu kasus. Sementara pada tahun 2015 kasus kusta berada di angka 15 ribu - 17 ribu kasus secara nasional.
Sangat disayangkan hingga saat ini edukasi soal kusta masih kurang, sehingga masih saja ditemui stigma negatif terhadap OYPMK, yakni masih berpotensi dapat menularkan kusta. Padahal meski kusta penyakit menular, akan tetapi penularannya cukup sulit.
PT. Anugrah Frozen Food Menerima Karyawan Disabilitas
Hadir sebagai narasumber, owner PT. Anugrah Frozen Food, Zukirah Ilmiana menceritakan jika perusahaannya ini justru menerima karyawan penyandang kusta, disabilitas maupun OYPMK. Langkah yang jarang diambil oleh perusahaan kebanyakan.
Zukirah mengatakan jika perusahaannya memberikan kesempatan bekerja maupun magang kepada penyandang disabilitas, karena kebanyakan mereka telah ditolak oleh banyak perusahaan. Zukirah memandang, bahwa yang dinilai dari penyandang disabilitas adalah kemampuannya, bukan dari fisiknya. Jika memang punya skill yang baik, mengapa tidak?
Respon karyawan lainnya terhadap penyandang disabilitas juga sangat baik, mereka memberikan perlakukan yang sama dan tidak membeda-bedakan terhadap penyandang disabilitas. Perusahaan juga kerap memberikan energi positif terhadap penderita kusta dan disabilitas.
Kisah Inspiratif Pemuda yang Sembuh dari Kusta
Hadir sebagai narasumber, Mas Arfah sebagai OYPMK sedikit membagikan kisah pilunya saat ia masih duduk di bangku sekolah kelas 3 SMP. Ia kerap mendapatkan perlakuan ejekan dari teman-temannya. Hingga ia sedih dan jarang berangkat sekolah. "Saya selalu berusaha untuk kuat dan tegar, bahwa saya pasti bisa dan jangan mengurung diri dan tetap percaya diri". Ujar Arfah sambil menahan rasa sedih.
Ia juga menjelaskan bagaimana ia bisa melalui semua ini, yakni dengan cara selalu mendapatkan dukungan dari keluarga, sehingga mampu meningkatkan rasa percaya dirinya untuk bisa bergaul dengan dunia luar seperti biasanya.
Hingga tulisan ini dibuat, ia menjadi salah satu peserta magang dalam Program KATALIS NLR Indonesia di Sulawesi Selatan Ia juga diterima magang di kantor Satpol PP Kota Makassar sebagai staf administrasi. Wah kerennya ya. OYPMK pun bisa sukses dalam menempa karirnya!
Stop Diskriminasi! Kita Semua Sama
Yuk, mulai sekarang jangan ada sikap diskriminasi lagi terhadap teman-teman penyandang kusta, disabilitas maupun OYPMK, karena kita semua adalah sama di mata Tuhan. Sudah saatnya mereka semua bisa bekerja di perusahaan mana pun, tanpa mendapatkan perlakuan yang diskriminatif.
Jangan menilai orang hanya dari fisiknya saja, tapi juga lihat dari kemampuannya dan juga semangatnya untuk berkarya. Penyandang disabilitas juga punya kesempatan yang sama untuk bisa bekerja dan berkarya. Jadi, tidak alasan lagi untuk menolak penyandang disabilitas bekerja bukan?
Saya setuju dengan tulisan mas Hendra di atas, bahwa kita tidak boleh diskriminasi dengan penyandang disabilitas OYPMK. Mereka juga memiliki hak yang sama seperti kita yang sudah dijamin oleh UUD 1945 pasal 27 ayat 2 yang berbunyi: "Setiap warga negara berhak memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak".
BalasHapusYes, Anda harus setuju, hahaha.
HapusWah, bener bang. Memang semua orang memiliki kesempatan yang sama yess dan jgn sampai ada yg namanya diskriminasi. Aku juga nonton acara ini nih di yutub KBR hehhee. Luar biasaaaaa pemaparan dari NLR Indonesia ya bang...
BalasHapusLuar biasa bisa menambah wawasan untuk kita semua soal kusta ya.
HapusSalut sama KBR dan NLR Indonesia yang concern memberikan edukasi seputar kusta dan para penyendang disabilitas. Semoga bisa membuka wawasan masyarakat agar tidak lagi mendiskriminasi mereka. Juga Sangat mengapresiasi perusahaan yang memberi kesempatan bagi mereka untuk bekerja.
BalasHapusIya Mba, saya juga salut banget sama kedua organisasi tersebut. Sangat concern ngebantu pemberantasan kusta di Indonesia.
HapusSetiap warga negara punya hak dan kesempatan yang sama untuk berkarya
BalasHapusMau dia penyandang disabilitas atau tidak, peluangnya sama saja
Karena yang terpenting adalah kompetensinya
Jika memang punya kemampuan, kenapa nggak?
Saya punya beberapa teman penyandang disabilitas yang luar biasa
Mereka punya karya dan profesi yang bahkan mungkin tak terbayangkan oleh orang kebanyakan. Dan mereka sukses di sana
Betul, siapa tau penyandang disabilitas justru lebih kompeten dibanding orang yang normal.
HapusSemoga dengan informasi yang disebarkan para bloger, semakin banyak masyarakat memerhatikan adanya penyakit kusta. Kusta padahal bisa disembuhkan dan obatnya gratis di puskesmas-puskesmas. Dengan demikian tidak perlu lagi mengucilkan mereka.
BalasHapusAaamiiin, semoga saja semakin banyak masyarakat yang terbuka mata hati dan pengetahuannya seputar kusta.
Hapusaku setuju banget soal ini, lapangan kerja di Indonesia masih blm proporsional ya memberikan jatah kerja untuk para penyandang disabilitas
BalasHapusMasih banyak perusahaan yang menolak pekerja dari kalangan penyandang disabilitas. Padahal sudah jelas ada UU Ketenagakerjaan yang mengatur terkait penyandang disabilitas untuk bisa bekerja di perusahaan.
HapusPenyandang disabilitas, termasuk penderita kusta, memang kerap disalahpahami di masyarakat. Sebagian besar mendapat tindakan diskriminatif yang memilukan. Untung ada perusahaan yang tetap mempekerjakan mereka ya. Keren.
BalasHapusBetul Kang, penyebabnya karena masih rendahnya edukasi soal penyakit kusta ini. Semoga ke depannya bisa lebih teredukasi lagi. Makanya masyarakat perlu banget melihat webinar atau talk show soal kusta ini Kang.
HapusLowongan pekerjaan dari pemerintah sudah memberikan kuota ke para penyandang disabilitas. Ini gerakan yang bagus dan harus diikuti oleh dunia industri maupun UKM. Mereka para penyandang cacat yang juga penyintas Lepra harus mendapatkan hak mereka.
BalasHapusIya Mba, setiap orang berhak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Termasuk penyintas lepra ini. Makasih sudah berkunjung.
HapusMungkin kita tidak bisa membuat semua orang bersikap baik. Tetapi dengan edukasi seperti ini akan lebih banyak orang yang mengerti dan tidak membeda bedakan. Ilmu juga tersampaikan dengan tepat sasaran.
BalasHapusIya memang kita tidak bisa mengubah sikap dan sifat seseorang. Mungkin dengan adanya edukasi dan literasi semacam ini, semoga saja mampu mengubah pandangan orang-orang terhadap penyintas kusta ini.
HapusSetuju dan sepakat sudah seharusnya penyandang disabilitas punya kesempatan yang sama dalam mendapatkan pekerjaan karena yang dinilai adalah isi kepala dan kinerja seseorang. Campaign yang sangat bagus ^^
BalasHapusIya nih semoga campaign seperti ini semakin bertambah banyak ya Mba Enny.
Hapus